WAKTU ADALAH ILMU (Edisi 4)

 



WAKTU ADALAH ILMU

(Edisi 4)

PERHATIAN SEORANG GURU

Dalam mencari ilmu banyak hal yang harus di perhatikan oleh para guru untuk menunjang kesuksesan para muridnya, terutama memperhatikan waktu belajarnya yang merupakan paling urgen, apalagi dalam hal kelembagaan baik lembaga pendidikan formal atau non formal, yang ada dalam naungan pesantren ataupun di luar pesantren, tentunya dengan berbagai macam program dan aktifitas di dalamnya, agar mampu mencetak generasi anak didik yang hebat dan bermartabat. Sebagaimana sebuah makalah:

ليس الرجل من يربّيك لفظه • انما الرجل من يربّيك لحظه

Seorang guru bukan mereka yang mendidikmu dengan perkataan saja akan tetapi mereka yang mendidikmu dengan perhatian.

Syaikh Abul Abbas Al Mursi berkata " Ketika kura-kura menetaskan telurnya dengan cara di perhatikan, begitu juga guru harus mendidik muridnya dengan cara di perhatikan pula Karna kura-kura bertelur di daratan dan pergi ke sisi sungai lalu memandang telur-telurnya kemudian Allah SWT menetaskan dengan cara kura-kura itu memandanginya. 

Allah SWT menjelaskan tentang pentingnya sebuah perhatian dengan mengisahkan Luqman Hakim yang memberikan nasehat bijak pada putranya, dalam firman:

 { یَـٰبُنَیَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَٱنۡهَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَٱصۡبِرۡ عَلَىٰ مَاۤ أَصَابَكَۖ إِنَّ ذَ ٰ⁠لِكَ مِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ }

[Surat Luqman: 17]

"Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)".

Dalam ayat ini ada beberapa bentuk perhatian Luqman Hakim pada putranya. Yang pertama untuk mengerjakan perintah shalat. Shalat adalah ibadah yang mempunyai waktu khusus, ketika kita mengerjakannya bukan pada waktu yang telah di tentukan, shalatnya tidak sah. Yang perlu di perhatikan dari para murid bukan hanya shalatnya saja tapi menjaga waktu pelaksanaan shalat dan itu sudah menjadi peraturan pesantren yaitu kewajiban melaksanakan shalat berjemaah. 

Yang kedua perintah untuk melakukan kebaikan. Kebaikan adalah sesuatu yang di ketahui oleh akal dan syara' bahwa itu baik. Belajar ilmu agama merupakan ibadah yang paling baik. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW

ما عبد الله بشيء افضل من الفقه في الدين . اخرجه البيهقي

Tidak ada ibadah pada Allah yang lebih utama melebihi faham agama (HR Baihaqi).

Dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk selalu belajar ilmu agama tentu merupakan sesuatu yang yang sangat di anjurkan. Sebagaimana ungkapan penyair:

وَكُنْ مُسْتَفِيْدًا كُلَّ يَوْمٍ زِيـَـــــادَةً ۞ مِنَ الْعِلْمِ وَاسْبحْ فِىْ بُحُوْرِ الْفَوَائِدِ 

Jadilah kamu orang yang selalu mencari faidah serta terus menambah ilmu di setiap harinya. Dan berenanglah kamu dalam lautan faidah.

Yang ketiga mencegah kemungkaran. Mungkar secara bahasa adalah kebalikan dari baik (sesuatu yang jelek). Sedangkan secara istilah adalah sesuatu yang tidak di ridhoi oleh Allah SWT baik itu berupa perkataan atau pekerjaan. Di dalam peraturan pesantren tentu kita tahu hal yang di larang oleh Allah SWT seperti mencuri, pacaran dan lainnya, oleh karena itu, pesantren membuat undang-undang melalui kesepakatan pengurus dan persetujuan pengasuh, bahwa ketika seorang murid melanggarnya akan di hukum sesuai peraturan yang telah tertulis, dan itu semua adalah bentuk perhatian para pengasuh pada muridnya agar mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangannya. 

Yang keempat adalah nasehat kesabaran tentang apapun yang menimpa putranya. Sabar bukan hanya ketika mendapatkan musibah, tapi harus sabar ketika melakukan ketaatan, karna hawa nafsu dan syetan akan selalu membujuk untuk berpaling dari ketaatan tersebut. Sabar bagi santri bukan hanya ketika tertimpa hukuman saja karna melanggar aturan pesantren tapi lebih dari itu, sabar pada sifat guru, sabar pada pahitnya belajar, hafalan karna itu hanya sementara demi kemuliaan dan ketakwaan yang akan di peroleh setelah pulang kerumah dan berada di tengah-tengah masyarakat, seperti yang di katakan Imam Syafi'i RA. 

 قال الإمام الشافعي رحمه الله

اصــبر على مُر الجـــفا مــن معــلم °  فإن رسوب العلم في نفرات

 ومـن لــم يذق ذُل التعـلم ســاعــة ° تجرع ذُل الجهل طول حياته

ومن فاتـه التعـليم وقــت شـــبابـه ° فكــــبر علــــيه أربـعا لوفاته 

حياة الفتى -والله- بالعلم والتـقى °  إذا لم يكونا لا اعتبار لــذاتـه 

Sabarlah engkau pada pahitnya menghadapi guru yang kaku

Karena kegagalan menuntut ilmu di karenakan lari darinya

Barangsiapa yang tidak pernah merasakan pahitnya menuntut ilmu walau sesaat saja

Maka dia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya

Siapapun yang tidak belajar diwaktu muda

Maka bertakbirlah empat kali sebagai tanda wafatnya

Keberadaan seorang pemuda, demi Allah, dilihat dari ilmu dan ketakwaannya 

Kalau tidak ada keduanya maka tiada arti wujudnya

Perhatian Luqman Hakim pada putranya dalam firman Allah SWT sudah di aplikasikan oleh para kyai di dalam pesantrennya dengan di bentuknya peraturan pesantren. Wallahu A'lam bish Shawab.



Refrensi

Al Quranul Karim

Manhajus Sawi karya Habib Zain bin Smith

Diwan Imam Syafii

Tajul 'Arus Al Hawi litahdzibin nufus karya Syaikh Ahmad bin Atha'illah As Sakandari

Al Maushuah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah 

Penulis: Ali Ma'shum Jamali, Anggota LBM NU (Lajnah bahtsul Masail Nahdatul Ulama) kecamatan Konang Bangkalan

Posting Komentar

0 Komentar